Senin, 05 Maret 2012

Hujan Asam

Dengan semakin berkembangnya dunia perindustrian, selain menguntungkan juga menimbulkan dampak negatif seperti terjadinya hujan asam. Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Robert Angus Smith pada tahun 1852. Ketika itu, Robert Angus Smith berhasil menemukan hubungan antara hujan dengan polusi udara. Hujan asam dilaporkan pertama kali terjadi di Kota Manchester, Inggris. Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena CO2 di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.

Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17, hal ini diketahui dari buku karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A General History of the Air“. Buku tersebut menggambarkan fenomena hujan asam sebagai “nitrous or salino-sulforus spiris“. Selanjutnya revolusi industri di Eropa yang dimulai sekitar awal abad ke 18 memaksa penggunaan bahan bakar batubara dan minyak sebagai sember utama energi untuk mesin-mesin. Sebagai akibatnya, tingkat emisi precursor (faktor penyebab) dari hujan asam yakni gas-gas SO2, Nox dan HCl meningkat. Padahal biasanya precussor ini hanya berasal dari gas-gas gunung berapi dan kebakaran hutan. Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). 

Gas-gas penyebab hujan asam
Gas yang sering menjadi penyebab hujan asam antara lain: (1) CO2 dan CO. Berasal dari hasil pembakaran, polusi kendaraan berrmotor, dll., yang ketika bertemu dengan uap air akan membentuk H2CO3 (asam karbonat) yang termasuk asam lemah.(2)H2S dan SO2, berasal dari pembakaran belerang. Umumnya ditemukan di daerah industri berat, yang ketika bertemu dengan uap air akan membentuk H2SO4 yang termasuk asam kuat. (3) Nitrogen Oksida (NOx), berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.

Hujan asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida yang ada di atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun, salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin.

Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara dan minyak bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor hujan asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar